Ketentuan harga BBM subsidi naik per tanggal 3 September 2022 lalu, bukan hanya mengejutkan tapi tentu saja bikin panik bukan kepalang. Pasalnya, tak tanggung-tanggung, harga BBM naik cukup signifikan.
Harga solar yang awalnya Rp5.150,00 menjadi Rp6.800,00. Pertalite menjadi Rp10.000,00 dari harga awal Rp7.650,00. Sementara pertamax dari harga Rp12.500,00 naik menjadi Rp14.500,00 per liternya. Untuk menyiasati kenaikan harga BBM, artikel ini akan membahas mengenai eco driving sebagai jawaban atas keresahan terkait naiknya harga BBM.
Nah, kira-kira apakah eco driving itu serta bagaimana cara melakukannya? Berikut penjelasannya!
Pengertian Eco Driving, Jawaban Atas Harga BBM Naik
Eco Driving adalah teknik mengemudi ramah lingkungan. Teknik ini bertujuan agar penggunaan bahan bakar minyak (BBM) lebih optimal dan efisien. Eco driving juga memiliki peran untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.
Nah, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa eco driving adalah langkah terbaik untuk dilakukan dari masalah naiknya harga BBM subsidi. Sebab selain ramah lingkungan, teknik eco driving juga membuat komsumsi BBM lebih hemat.
Adapun cara melakukan eco driving sebagai berikut.
Cara Hemat Saat Harga BBM Naik degan Eco Driving
1. Cek Tekanan Angin Ban
Ban adalah komponen yang mempengaruhi efisiensi kendaraan. Melakukan pengecekan ban secara rutin merupakan hal wajib bagi pemilik kendaraan. Entah untuk memastikan apakah ban sudah aus atau mengecek tekanan anginnya. Tekanan angin yang kurang dari keadaan normal akan membuat kendaraan lebih boros.
2. Pilih Bahan Bakar yang Sesuai
Dalam teknik eco driving, agar penggunaan bahan bakar lebih hemat, gunakanlah bahan bakar sesuai dengan anjuran. Setiap kendaraan direkomendasikan jenis bahan bakar yang berbeda sesuai dengan nilai oktan. Kualitas bahan bakar juga berpengaruh pada polusi gas buangan kendaraan yang berdampak pada lingkungan.
3. Tidak Perlu Memanaskan Mesin Kendaraan
Dalam teknik eco driving, tidak disarankan memanaskan mesin kendaraan terlalu lama. Ketika menyalakan mobil untuk dikemudi, apabila jarum penunjuk suhu sudah bergerak artinya mobil sudah dapat dijalankan.
4. Kurangi Penggunaan AC
Tak dapat dimungkiri bahwa di negara beriklim tropis seperti Indonesia, AC menjadi komponen wajib ada saat berkendara. Namun, dalam teknik eco driving kurangi penggunaan AC dengan mengatur suhu kabin sekitar 25 derajat. Hal ini bertujuan agar kerja kompresor tidak begitu membebani mesin kendaraan. Terlalu sering menggunakan AC akan membuat penggunaan BBM boros.
5. Jangan Akselerasi Mendadak
Ketika Anda mengemudi dengan kondisi awal mobil diam menjadi bergerak, jangan pernah secara mendadak menginjak pedal gas terlalu dalam. Selama 5 detik awal berakselerasilah secara perlahan. Setidaknya sekitar 20km/jam. Menghindari akselerasi mendadak akan membuat konsumsi BBM lebih hemat.
6. Jaga Jarak dan Kecepatan
Mengemudi dengan kecepatan konstan juga mampu menghemat konsumsi BBM. Selain itu, dalam teknik eco driving menghindari terlalu mepet dengan kendaraan lain adalah hal wajib.
Jagalah jarak dengan kendaraan lain ketika memudi, hal ini bertujuan untuk menghindari blind spot yang rawan sebabkan kecelakaan. Menjaga jarak ketika mengemudi juga membuat kendaraan lebih hemat dalam menggunakan BBM. Sebab jika kecepatan konstan dan jarak tetap terjaga, kemungkinan mengerem mendadak dan sebagainya dapat dihindari.
7. Lakukan Deslerasi
Ketika ingin mengurangi laju kendaraan saa mengemudi, lakukanlah deselerasi dengan cara melepas pedal gas atau menggunakan engine break. Ketika menggunakan engine break, mesin akan berhenti meyuplai bahan bakar. Dengan demikian, penggunaan bahan bakar minyak jadi lebih hemat.
Itulah pembahasan mengenai teknik eco driving, mengemudi ramah lingkungan yang dapat membantu mengatasi naiknya harga BBM serta mencegah risiko terjadinya kecelakaan saat berkendara.